- Hal pertama yang menjadi menu seharian Rasulullah adalah udara segar di subuh hari.
udara pagi kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain.
jika tidak bangun di subuh hari, kita menjadi terasa begitu malas untuk beraktiviti.
- Rasulullah menggunakan siwak untuk menjaga kesihatan mulut dan giginya.
- Lepas Subuh, Rasulullah bersarapan dengan segelas air yang dicampur dengan madu asli.
Khasiatnya luar biasa. tersebut Dalam Al qur`an, kata “syifa” / kesembuhan, yang dihasilkan oleh madu ini.
- menjelang waktu dhuha, Rasulullah akan makan tujuh biji kurma ajwa`/matang.
Sabda baginda, barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun. Dan ini terbukti ketika seorang wanita yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah dalam sebuah percubaan pembunuhan di perang khaibar, racun yang tertelan oleh beliau kemudian dineutralkan oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma.
Bisyir ibnu al Barra`, salah seorang sahabat yang ikut makan racun tersebut, akhirnya meninggal.
Tetapi Rasulullah selamat. rahsianya? Tujuh butir kurma!
Mengapa Tujuh? (cuba Baca : misteri Di SeBalik Keistimewaan Angka 7)
- Menjelang tengah hari, menu Rasulullah selanjutnya adalah cuka dan minyak zaitun.
cuka dan minyak zaitunnya ini akan di disulami makanan seperti roti misalnya.
Manfaatnya boleh mencegah lemah, tulang rapuh di hari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan.
Ia juga berfungsi untuk menncegah kanser dan menjaga suhu badan di musim dingin.
- Di malam hari, menu utama Rasulullah adalah sayur-sayuran.
Beberapa riwayat mengatakan, beliau selalu mengambil al makki dan sanut.
Di mesir, kata Dr. Musthofa, keduanya mirip dengan sabbath dan ba`dunis. Masih tidak kenal juga?
Dr. Musthofa kemudian menjelaskan, secara umum sayur-sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama, iaitu memperkuat daya tahan tubuh dan melindunginya dari serangan penyakit.
Yang paling penting adalah menghindari isrof, atau berlebihan.
Sabda Rasulullah, “cukuplah bagi manusia itu beberapa suap makanan, kalaupun harus makan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk air minumnya dan sepertiga lagi untuk nafasnya” (al hadis).
- “ghidza`unnabi” oleh Prof. Dr. Musthofa Romadlon
nice entry
ReplyDelete